Mukidi dari kecil memang hidup di desa yang jauh dari informasi dan komunikasi. sehingga pola hidupnya sangat lugu dan seadanya saja. pada suatu hari mukidi diminta mencari anak pakdenya yang merantau di kota namun tidak pernah pulang. dengan berbekal alamat, mukidi berangkat.
Setelah sampai di terminal bis di kota, mukidi melanjutkan perjalanan menuju alamat yang dituju. sepanjang jalan mukidi memperhatikan kenek bis selalu memanggil nama dan pasti ada yang turun setelah namanya dipanggil.
Setelah sampai di terminal bis di kota, mukidi melanjutkan perjalanan menuju alamat yang dituju. sepanjang jalan mukidi memperhatikan kenek bis selalu memanggil nama dan pasti ada yang turun setelah namanya dipanggil.
Wahidin.... wahidin.... ada 2 orang turun. gatot subroto.... gatot subroto.... ada 2 orang yang turun lagi. tamrin.... tamrin.... ada 4 orang yang ikut turun dan setelah berapa lama waktu berjalan hingga menyisakan mukidi seorang. kemudian kenek menanyakan ke mukidi mau turun dimana ?
mukidi dengan lugu menjawab, saya itu dari tadi menunggu bapak memanggil saya. tapi gak juga dipanggil. makanya saya diam saja disini. si kenek langsung paham kalau mukidi ini anak kampung yang baru pertama kali ke kota. setelah menanyakan nama, si kenek kembali ke depan dekat pintu.
mukidi.... mukidi.... sahut kenek dan mendengar itu si mukidi langsung bergegas turun dan si kenek menurunkan didepan kantor polisi sambil berpesan. kalau ke kota harus lapor dulu ke bapak polisi.