Minggu, 28 Februari 2016

Investasi cermat di kebun sawit

Jangan pernah tergoda dengan iming-iming keuntungan besar dari berkebun sawit. karena sudah sangat banyak yang terjungkal dan tidak memperoleh apapun dari perintisan kebun sawit. hal ini memang sudah diakui oleh banyak pihak yang memahami dunia perkebunan kelapa sawit.




banyak penawaran kebun sawit yang sudah berumur 2 tahun dan mulai berbuah pasir. memang menggiurkan karena tidak perlu menunggu lama hingga masa panen sesungguhnya yang berkisar pada usia tanaman 3 - 4 tahun dan akan terus menanjak produksinya hingga umur tanaman sawit mencapai umur 20 tahun.






ada juga tawaran kebun yanng sudah clear dari gulma dan sudah ditanamani dengan bibit sawit muda berusia beberapa bulan. untuk lahan kebun ini pastinya harganya lebih murah daripada harga kebun sawit yang sudah berbuah pasir ( belajar berbuah ).


tapi semua itu perlu kita cermati, karena berkebun sawit dipengaruhi oleh 5 faktor dasar yang akan menjadi penentu keberhasilan dimasa depan, faktor tersebut antara lain ;


1. Jenis tanah dan legalitas lahan.
2. Asal usul dan kualitas bibit yang ditanam.
3. Ketersediaan tenaga kerja dan biayanya. 
4. Jarak lahan ke pabrik.
5. Keamanan berusaha. 




tidak perlu dijabarkan satu per satu karena pastinya sudah dapat dipahami kelima faktor tersebut dan urutan tersebut harus dilakukan dan tidak bisa dilompati atau acak. karena memang sudah prosedur yang tepat adalah seperti itu, apabila ada satu faktor yang tidak bisa terpenuhi maka kita belum bisa menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit hingga semua masalah teratasi.


jika ada faktor yang tidak dipenuhi dan kemudian di lompati saja, maka jangan berharap akan dapat meraih rupiah dari perkebunan sawit. karena pada umumnya semua jenis perkebunan, jika tanaman sudah berbuah optimal itu artinya uang akan mengalir deras ke kantong dan tinggal bagaimana kita bisa mensiasati iincome yang masuk ini. 




ideal lahan yang dibuka oleh pemula yang akan membuka kebun adalah 20 hektar ( 10 petak ) karena akan memudahkan dalam perhitungan biaya tenaga kerja dan pengawasan. sebaiknya masing-masing petak dalam satu blok yang sama, jika tidak bisa mencapai luasan minimal sebaiknya mencari lahan yang luasnya mencukupi. teknik membeli lahan adalah dengan berdomosili didaerah incaran selama beberapa bulan sampai kita bisa memahami secara spesifik ( bisa secara langsung maupun melalui orang suruhan ).

awalan lahan 20 hektar inilah yang akan menjadi pijakan untuk meluaskan lahan berikutnya. lahans sawit sesungguhnya tidak berbeda jauh dengan kita menanam kelapa hibrida untuk dipanen buah kelapanya atau dipanen deresan niranya untuk gula merah. keduanya adalah keluarga palem-paleman. 




mau beli lahan kosong dan di tanam sendiri juga boleh, mau beli lahan yang sudah ada bibitnya juga bagus, atau mau beli lahan yang sudah mulai belajar panen juga mantap. tinggal disesuaikan dengan badget yang kita miliki. yang penting saat mengawali, jauhkan sikap seperti bos dan menganggap semua bisa dibereskan dengan uang. karena disitulah asal mula petakanya, sebab dimanapun lokasi usaha potensial pastinya banyak oknum yang bermaksud tidak baik.