Kamis, 31 Desember 2015

geger kalabendu

saat ini dunia sedang menjalani masa kalabendu, dimana musibah dan masalah datang berkesinambungan tanpa pernah menysakan waktu untuk bernafas dan merasakan kedamaian. dimulai dari pergesekan agama, perbedaan prinsip dan ideologi. ditambah lagi dengan mengganasnya jaringan kapitalis yang selalu haus akan kekayaan dengan menghalalkan berbagai cara untuk memperolehnya. demikian juga dengan komunis yang sekarang demikian akrabnya dengan materialistme yang menyeretnya kedalam hedonis dan parameter duniawi. 




di sebagian belahan dunia mengalami panas yang luar biasa hingga di batas toleransi yang bisa diterima oleh manusia. kemudian digantikan dengan musim dingin yang terkesan tidak berarti. dinginnya air tidak mampu lagi menenangkan bumi yang sudah panas dan gerah.


dalam budaya kejawen pernah ada pujangga yang meramalkan kejadian di masanya dan masa yang akan datang. termasuk datangnya kalabendu yang sangat menguras air mata dan keperihan. masa kalabendu menjadi episentrum atas masalah dan bencana. konflik sosial dan politik bercampur dalam masa kalabendu sebagai masa penguat kepedihan. 


dalam geger kalabendu banyak kebaikan dan orang baik yang tidak memberikan manfaatnya dan manfaat atas kebaikannya tidak mampu menyelamatkan kepedihan yang hadir. seperti saat ini, meskipun musim hujan. namun cuaca masih sangat panas dan tidak hilang meskipun di siram dengan air hujan. 




air hujan ( kebaikan ) bermaksud memberikan kebaikan kepada bumi yang diliputi kepedihan dan masalah. namun tidak berarti apapun hingga menghilang begitu saja. begitu hujan reda, udara menjadi panas kembali. hal ini juga yang akhirnya kebaikan ( air hujan ) berubah menjadi salah satu pemicu kepedihan. 


air hujan yang menjadi hangat, merusak akar tanaman dan merontokkan bunga yang harusnya mekar dan diserbuki. karena teraliri air panas, sehingga gagal mekar dan rontok. ternak yang minum kebaikan yang sudah teracuni oleh kepedihan, menjadi kurus dan sulit diperoleh keturunan. jeritan melanda semua mahluk hidup, tidak hanya manusia.


pertanda apakah ini ?


kepedihan tidak mau lagi menerima kebaikan. kebaikan tidak mampu lagi memberikan manfaatnya. apakah karena pemimpin ( khalifah ) yang sembrono. apakah alim ulama yang munafik. ataukah masyarakat yang kualat karena berani dengan pemimpinnya. 





ternyata geger kalabendu ini adalah masa pertama ( tahap 1 ) dari masa kalabendu. boleh dibilang ini adalah masa pembuka dari masa kalabendu. masa kalabendu terbagi atas 3 tahap, yaitu ;

1. masa dimana kebaikan tidak bermanfaat.

masyarakat sudah tidak lagi mencari kebaikan dan berlomba memberikan kebaikan. baik yang dimunculkan karena ada kemauan tersembunyi.

2. masa dimana kepemimpinan tidak berarti.

masyarakat terpecah dalam beberapa golongan dengan kepentingan yang berbeda saling berselisih sehingga tidak lagi memandang alim ulama dan pemimpin.

3. masa dimana kemanusiaan tidak bermakna.

dalam golongan yang terpecah terbagi atas kepentingan dengan didasarkan kekuatan untuk penindasan kepada yang lemah.


masa kalabendu bisa berlangsung hanya beberapa tahun saja tiap tahapnya, terkadang juga berlangsung hingga puluhan tahun lamanya. dunia pernah mengalami masa kalabendu pada saat perang dunia 1 hingga perang dunia 2. dimana tatanan masyarakat jungkir balik dan di setiap belahan dunia terjadi penindasan dan penderitaan.


masa kalabendu tidak dapat dihindari atau digagalkan, karena sudah menjadi suratan alam. sebagai manusia, hanya bisa mencoba menjalani dengan selalu menjaga norma agama dan kebaikan. seberapapun beratnya hal tersebut dan bisa membawa kematian. namun, kematian karena menjaga norma dan kebaikan akan memberikan kebahagiaan yang kekal dan dapat dikenang oleh keturunan berikutnya yang sudah melewati masa kalabendu. 




Sak bejo-bejoning wong kang lali, luwih bejo wong kang eleng lan waspodo (Orang yang yang tidak lupa adalah sebuah anugerah, namun ada anugerah yang lebih baik dari itu yakni orang yang selalu ingat dan waspada).