Pada masa Lemuria banyak bangunan monumental di seluruh dunia, mulai dari piramida mesir di benua Afrika hingga piramida peru di benua amerika. semua itu diawali dengan pembuatan masterpiece banyak terpusat di daerah Sundaland yang merupakan masyarakat tersisa dari perang besar bangsa Nisnas dan untuk mengenang peristiwa itu dibuatlah monumen dengan relief. bangsa sundaland sendiri adalah bangsa yang tidak memiliki teknologi canggih karena masyarakat sundaland adalah bangsa pekerja. sehingga teknologi yang dimiliki hanya sebatas pada kebutuhan konstruksi dan logistik.
Bermula dari bangunan pengingat peristiwa dan karena bangsa Lemuria sangat menyukai dunia perbintangan. itu sebabnya pada masa tersebut banyak berdiri bangunan besar. jika dilihat secara jelas. banyak sekali kemiripan antara piramida di mesir dan peru dengan bangunan kuno di pulau jawa.
Pada masa ini sudah ditemukan teknologi nuklir dengan reaksi Fisi ( seperti teknologi saat ini ), teknologi ini digunakan bangsa Lumeria untuk mencapai keinginannya mengarungi bintang-bintang di langit, namun perkembangan teknologi jelajah bintang belum tercapai. Selanjutnya bangsa Lumeria mengalami kemunduran karena perang saudara yang berlangsung sangat lama dan tidak berkesudahan. pada akhir masa Lemuria daerah sundaland yang sebenarnya sebagai pusat kebudayaan dan keagamaan.
Dengan penggunaan senjata nuklir menyebabkan banyak daerah terpapar radiasi dan tidak layak dihuni. pada akhirnya banyak korban berjatuhan dan masa bangsa Lumeria berakhir. peristiwa ini sekarang dikenal sebagai perang baratayuda. Pada masa itu banyak gunung berapi yang meletus karena dipicu oleh teknologi nuklir dan ternyata efek dari letusan menyebabkan daerah yang dihujani abu menjadi lebih kecil paparan radiasinya dan terutama di daerah sundaland sehingga banyak masyarakat yang tadinya mengungsi mulai masuk kembali ke daerah sundaland.
Dengan teknologi yang terinspirasi alam, mulai dilakukan netralisasi radiasi. sedangkan daratan Nisnas dan Lumeria dibiarkan terbengkalai dan tidak terurus. belajar dari sejarah, masyarakat sundaland tidak menggunakan teknologi fisi nuklir dan melakukan penelitian agar nuklir bisa digunakan tanpa menghasilkan radiasi yang mematikan. dalam perkembangannya sundaland berkembang sebagai pusat peradaban yang ramah lingkungan dan sudah ditemukan teknologi nuklir fusi.