Jumat, 11 September 2015

ibukota pemerintahan sudah waktunya dipindahkan

   


tahu gak kenapa ibukota negara harus segera dipindah ?


Udah banyak negara yang memindahkan ibukota pemerintahannya dengan alasan kepadatan penduduk, efisiensi kerja dan juga pemisahan ibukota ekonomi dan ibukota pemerintahan. Jakarta sudah lebih dari 450 tahun sehingga perlu dilakukan perubahan mendasar. bayangkan jumlah penduduk jakarta yang luasnya hanya 650 km2 adalah 10.000.000 orang ( data 2013 ). otomatis kita bisa bayangkan dong.




ini dia beberapa alasan yang bisa kita telaah lebih lanjut ;

1. Luas lahan untuk kehidupan sosial

Dapat dijabarkan seperti ini dalam 1 km2 terdapat 15.000 orang atau dalam penjelasan lebih simpelnya. dalam 1 lahan seluas lapangan bulu tangkis ( badminton ) terdapat 1 orang penduduk dan jika dihitung kebutuhan lahan untuk jalan raya dan jembatan, sungai dan irigasi, perkantoran, gudang dan industri, perumahan dan komplek pemakaman, tempat bermain dan pusat perbelanjaan, rumah sakit dan lahan hijau, sekolah dan tempat ibadah, kepulauan seribu, dll. bisa dibayangkan kira-kira tinggal seberapa luas lahan yang bisa ditempati 1 orang penduduk ber ktp jakarta. 






bayangkan saja 1 orang menjalani kehidupan sehari-hari dalam 1 lahan seluas lapangan badminton.


2. Sistem transportasi

Seringkali pemerintah membuat program transportasi masal yang efektif dan manusiawi. ada benarnya dan memang sudah seharusnya kota metropolitas sekelas jakarta memiliki mass transport berkualitas standar dunia. namun sebenarnya biang dari kemaacetan itu sendiri bukan kepada keengganan masyarakat untuk beralih ke moda transportasi umum. namun sesungguhnya tuntutan kerja itulah yang mengharuskan setiap hari membawa kendaraan ( mobil dan motor ). 




untuk para karyawan yang statusnya menetap sebagai staf kantor atau karyawan pabrik dan pergudangan, tidak perlu dihimbau oleh pemerintah. merekalah yang selalu membuat penuh KRL, transjakarta dan moda transportasi lainnya. karena memang mereka hanya membutuhkan transportasi dari rumah ke kantor dan sebaliknya. namun, jika kita menghitung berapa perbandingan orang kantoran da orang lapangan dalam sebuah perusahaan. pastinya akan jauh lebih banyak orang yang bekerja di lapangan.


3. kebutuhan air bersih

kebutuhan air  warga jakarta adalah 1,5 milyar liter per hari. sedangkan luas jakarta hanya 650 km2. dengan perhitungan kemampuan tanah untuk menyimpan air dangkal hingga kedalaman 30 meter. sehingga volume tanah yang ada sebanyak 19.500 m3 dan setiap m3 tanah dapat menyerap air hingga 75 liter, namun yang bisa digunakan sebagai air bersih hanya 10 liter saja. sehingga cadangan air di tanah ibukota 195 milyar liter. jika diasumsikan dapat mencukupi kebutuhan warga jakarta selama 130 hari saja. 




Tentunya jika kita melihat lahan di ibukota sudah banyak yang beralih fungsi sehingga kemampuan tanah untuk menyerap dan menyimpan air menjadi semakin kecil. makanya tidak aneh jika sekarang banyak yang menjajakan air bersih dalam derijen yang sudah lazim di komplek pemukiman padat penduduk.


4. Tata letak kota

seringkali kita harus hidup berdampingan dengan komplek pergudangan dan juga komplek industri, asal mulanya sih karena pusat kegiatan masyarakat otomatis akan menarik banyak orang untuk mendekat dan hidup dilingkungan kerjanya yang memberikan nafkah bagi kebutuhan hidupnya. bagi yag sudah lama tinggal di jakarta pasti sudah familier dengan jalan tikus yang menyusuri gang gang sempit dengan deretan rumah bertingkat sederhana yang alakadarnya sekali. ujung dari gang tersebut adalah jalan raya yang ada akses angkutan masal atau juga ujung dari gang tersebut adalah tembok komplek industri. 



perkembangan penduduk secara langsung membuat banyaknya pemukiman liar yang berdiri diatas tanah pemerintah dan pada akhir kisahnya pasti akan mengambil cerita pertentangan antara rakyat yang merasa ditindah dengan pemerintah yang akan menggusur. belum lagi masalah meluapnya air sungai yang terjadi karena berkurangnya luas sungai atau karena memang pemukiman berada dibantaran sungai.


5. upah minimum tenaga kerja

idealnya sebuah negara yang masih berstatus negara berkembang yang sedang bertransisi menjadi negara industri, harus memiliki daya saing tinggi. seperti halnya china dan jepang yang benar-benar fokus menempatkan industri dan infrastruktur pendukungnya dalam sebuah wilayah khusus yang berbeda dengan pusat pemerintahan. sering kita mendengar nama kota menjadi nama dagang sebuah produk ( sapporo - jepang ) atau nama sebuah kota menjadi ikon pusat perindustrian ( guangzhou - china ). dengan begitu upah buruh akan jauh lebih kecil dibandingkan jika digabungkan.




Berawalkan desain tata kota yang benar akan memudahkan masyarakat dan pusat aktifitas kesehariannya akan terkoordinasi dengan baik dan terpisah satu dengan yang lainnya. maksudnya yaitu sebuah lahan yang digunakan untuk industri akan terpisah jauh dengan lokasi pemukiman penduduk dan akses transportasi menuju tempat kerja disediakan dengan baik.


6. Konflik horizontal


banyaknya industri yang ada di dalam wilayah DKI jakarta akan sangat mudah menjadi perhatian dunia pada saat terjadi konflik horizontal yang pada umunya adalah demontrasi dari para buruh dan pekerja yang berasal dari komplek industri. banyak sekali metode yang digunakan oleh para politisi dan pihak lainnya untuk membuat informasi buruk tentang indonesia dengan hanya bermodalkan informasi sepihak tentang konflik horizontal tersebut. 





selain itu karakter dari masing-masing golongan masyarakat akan sangat berbeda, seperti hanya pada saat pemanfaatan fasilitas publik oleh karyawan pabrik dan buruh industri dengan pembanding adalah para staf kantor dan pegawai pemerintahan. hal tersebut akan menyeret masyarakat kepada pertarungan kepentingan yang saling menghancurkan nilai sebuah karakter.


7. Kesenjangan sosial

jika mencari simbolisasi dalam masyarakat tentu kita dapat menyetujui bahwa buruh dan karyawan pabrik adalah simbol dari kemiskinan dan kebodohan, sedangkan pegawai pemerintahan mencerminkan egaliter dan situasi ekslusif, dan simbol yang diperoleh oleh para pebisnis adalah kemewahan dan kesuksesan. jika hal ini bersatu dalam satu situasi yang tidak direncanakan dengan matang, akan menghasilkan kecemburuan sosial yang memicu konflik sosial. acap kali kita mendengan orang kampung menyebut orang yang hidup di komplek perumahan sebagai " orang komplek " yang konotasinya elit dan soliter. 




Banyak cerita disaat seorang direktur sebuah perusahaan yang harus melewati pemukiman buruh pabrik sebelum menuju rumah tinggalnya, membuat sang direktur merasa di dzolimi sedangkan masyarakat kecil ( buruh ) menyaksikan hal ini sebagai bentuk kemewahan yang dipamerkan.


8. keamanan nasional

bisa dibayangkan jika setiap hari serang presiden yang harus menerobos kemacetan dan seringpula ikut terjebak kemacetan. jika ada pihak yang berniat jahat akan sangat mudah untuk memanfaatkan celah tersebut. belum lagi jika ada tamu kenegaraan yang kurang lebih akan bernasib serupa. efektifitas waktu yang selama ini kita gembar gemborkan akan menjadi mustahil melihat keruwetan di jalanan ibukota. 





namun tidak berarti jika pusat pemerintahan yang kotanya lengang akan menjadi lebih aman, karena bagaimanapun resiko keamanan juga dipengaruhi oleh penerimaan masyarakat terhadap pemimpin dan kolega pemerintahan lainnya.


9. sampah dan beban kebersihan

hanya di indonesia saja tenaga kebersihan bekerja pada tengah malam hingga fajar yang ditujukan untuk menghindari kemacetan dan kesibukan di jalan raya sehingga jalan dan area penting lainnya dapat bersih tanpa harus mengganggu jalannya kegiatan masyarakat sehari-hari. dari data bahwa setiap orang membuat sampah 1 kg setiap harinya, maka jakarta memiliki beban kebersihan sebanyak 10 juta kg dan dibutuhkan 2000 armada pengangkut sampah setiap harinya. 





kemudian dalam penanganan akhir sampah memerlukan lahan yang tidak sedikit dan tentunya akan ada penolakan dari masyarakat yang berdekatan dengan lokasi pembuangan akhir sampah. belum lagi luasan lahan yang akan tercemari oleh air sampah dan juga timbunan sampah tak bertuan.