Rabu, 28 September 2016

jika terjadi perang indonesia vs negara persemakmuran 2

banyak yang tidak menyadari bahwa arti memiliki kapal induk itu adalah untuk memecah perhatian musuh dan juga untuk lebih mendekatkan kepada garis belakang lawan. hal ini sudah disadari oleh negara china yang memang pelabuhannya berhadapan langsung dengan negara jepang dan korea selatan yang berseberangan faham dengan china. 






jika hanya mengandalkan basecamp didalam wilayah dalam negerinya, akan sangat mudah dilumpuhkan dan wilayah terbangnya akan linier saja. padahal kekuatan militer itu harus asimetris ( acak ) agar tidak mudah dilumpuhkan musuh. dengan pembuatan pangkalan militer di pulau buatan di kepulauan spratly dan di kutub selatan itu juga salah satunya untuk memecah perhatian musuh. namun teknik ini sangat riskan dan menarik perhatian banyak pihak yang tidak menyukai pergerakan militer china.




ilustrasi satelit siluman


cara yang paling mudah adalah dengan membuat sebanyak mungkin kapal induk yang dapat menempuh samudera luas lintas benua dengan dukungan peralatan tempur yang paling kuat. saat ini china sedang membuat sendiri ( dengan bantuan rusia yang secara ekonomi sedang kurang kuat namun memiliki teknologi yang bagus ), untuk tahap awal akan dibuat 4 buah kapal induk yang rencananya akan selesai 2017. selanjutnya akan dibuat hingga memiliki kapal induk setara dengan kekuatan amerika serikat dan sekutunya. selain itu negara china mengembangkan sistem satelit siluman yang membantu penginderaan peralatan militer sehingga tidak mudah di lumpuhkan oleh pihak musuh.

kendaraan pengacak radio ( teknologi jamming radio )  


Sengaja tidak kita jelaskan persiapan militer kita dalam artikel ini karena memang politik global akan sangat berperan, tidak ada sebuah negara yang mampu melawan negara lain sendirian. harus ada sekutu yang sebanding dan saling mendukung. netralitas kita yang membuat kita diperdaya oleh sekutu. tidak ke barat, tidak juga ke timur. dengan topografi indonesia dimana ada lautan didalam lingkaran pulau sangat menguntungkan, menjadikan jaringan militer dapat bergerak cepat jika ada agresi dan jika melihat bagaimana kabut asap melumpuhkan banyak negara, tentunya itu menjadikan sebuah korelasi yang sangat bagus jika dilihat dari segi keuntungan militer.


 foto satelit kabut asap di singapura dan malaysia

yang jadi masalah adalah saat kekuatan negara persemakmuran bangkit dan bersatu akan menimbulkan perlawanan yang tidak bisa dianggap enteng. dominasi pertempuran laut akan sangat menentukan dan dukungan artileri berat di titik strategis sudah tidak banyak mendukung, karena sekarang titik pemasangan artileri sangat mudah di hancurkan oleh rudal. dengan diawali oleh pertempuran udara yang sangat ditentukan oleh kualitas pesawat tempur dan sistem satelitnya. jika kita punya skuadron sukhoi yang paling tangguh, namun akan mudah di rontokkan jika satelit kita yang masih jadul di jamming bahkan di hancurkan dengan rudal jelajah benua ( meskipun ada kesepakatan bahwa angkasa luar tidak boleh diserang, namun namanya perang semua di halal kan ).



ilustrasi rudal penghancur satelit

Untuk menjadi pemenang dan indonesia menjadi negara adi kuasa baru, maka perlu dirancang strategi pengadaan peralatan militer yang bukan hanya dengan belanja mesin paling canggih. tentunya itu akan menjadikan kita konsumtif dan kecanduan teknologi negara lain. seharusnya jika kita akan memperkuat militer dengan berbasis teknologi radio network, harusnya kita lebih dahulu dikuasai teknologi receiver nya ( satelit ) dahulu.

selain itu negara lain sudah mulai meninggalkan teknologi dengan menggunakan satelit sebagai tulang punggung pemandu pergerakan pasukan dan mulai menggunakan radiogravitasi, dimana setiap titik di bumi ini memiliki frekuensi yang berbeda. teknologi ini awalnya dikembangkan oleh militer nazi yang mengadaptasi dari pada hewan ( burung, paus, kura-kura ) yang dapat menemukan jalur migrasi beribu kilometer tanpa tersesat.


proses migrasi burung antar benua 


jika ada kebanggaan dengan dilengkapinya ALUTSISTA yang terbaru akan menjadi barang rongsok jika kita berhadapan dengan negara sebesar amerika serikat dan inggris. sudah ada contoh dimana libya ( moamar khadaffi ), mesir ( mohammed morsi ) terguling hanya dengan pemanfaatan sosial media dengan dukungan pemblokiran informasi dan irak ( saddam husein ) yang tidak berdaya SEKETIKA padahal memiliki peralatan militer paling tangguh di wilayahnya. semua itu berawal dari ketergantungan teknologi kepada negara lain ( satelit sangat mempengaruhi karena 80 % satelit di produksi negara barat dan akan sangat mudah di shutdown oleh pembuatnya ).